Jumat, 15 Juli 2016

Formulir Anggota PPI.

Silahkan klik link berikut ini dan isi data Kakak-kakak dan Adik-adik Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Paser.

https://docs.google.com/forms/d/1MmoAZNFRfWuQMsLUMGnfKp_w48IAanqKpIAVtO1v6EE/viewform

Sabtu, 11 Juni 2016

TUJUAN & FUNGSI



TUJUANDAN FUNGSI

TUJUAN
Purna Paskibraka Indonesia mempunyai tujuan :
1. Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,  berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi  Pandu Ibu Pertiwi.
2.  Mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
3. Membina watak kemandirian dan profesionalisme, memelihara dan meningkatkan rasa persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, mewujudkan kerjasama yang utuh serta jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara, memupuk rasa tanggungjawab dan  daya cipta yang dinamis serta kesadaran nasional dikalangan para anggota dan keluarganya.
4. Membentuk manusia Indonesia yang memiliki ketahanan mental tangguh, cukup pengetahuan dan kemahiran teknis untuk dapat melaksanakan pekerjaannya tanggap serta daya tahan fisik/jasmani tangkas.


FUNGSI
Purna Paskibraka Indonesia mempunyai fungsi :
1. Pendorong dan pemrakarsa pembaharuan melalui kegiatan yang konstruktif sehingga dapat menjadi pelopor pembangunan demi kemajuan Bangsa dan Negara.
2. Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan potensi anggota untuk menjadi    insane yang mandiri, berkarya, professional dan bertanggung jawab.

VISI & MISI

VISI
Membangun Purna Paskibraka Indonesia menjadi organisasi yang profesional dalam bekerja, independen dalam bersikap, dan berwawasan internasional dalam bermitra.


MISI
1. Merealisasikan sarana infrastruktur organisasi untuk        meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
2. Menciptakan Tata Kelola organisasi yang profesional,       akuntabel, transparan, dan aspiratif guna terciptanya budaya kejujuran dalam berorganisasi.
3. Membina dan menjaga semangat kekeluargaan dan         kebersamaan antar anggota organisasi.
4. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah dengan prinsip kesetaraan dan kebersamaan untuk memperluas networking organisasi.
5. Mengembangkan jaringan dan pergaulan organisasi         dengan institusi – institusi internasional.
6. Meningkatkan partisipasi organisasi dalam berbagai         bidang sosial kemanusiaan.

SEJARAH PURNA PASKIBRAKA INDONESIA (PPI)





Pada tahun 1975, sejumlah alumni (purna) Paskibraka tingkat nasional berkeinginan untuk mendirikan organisasi alumni. Kemudian mereka menyampaikan keinginan tersebut kepada para pembina di Jakarta. Pembina menawarkan sebuah nama, Reka Purna Paskibraka (RPP), yang berarti persahabatan pada alumni Paskibraka. Kemudian digodok lagi menjadi Purna Eka Paskibraka (PEP), yang berarti wadah berhimpun dan pengabdian para alumni Paskibraka. PEP DIY resmi dikukuhkan pada tanggal 28 Oktober 1976

Para alumni di Jakarta meneruskan gagasan pendirian RPP, dan di Bandung berdiri pula Eka Purna Paskibraka (EPP). Ketiga organisasi hanya terkoordinasi dibawah bidang binmud kanwil depdikbud dan belum membentuk forum komunikasi di tingkat pusat. Tahun 1980, Direkorat Pembinaan Generasi Muda (PGM) berinisiatif mendayagunakan potensi alumni berbagai program termasuk program pertukaran pemuda Indonesia Kanada dan SSEAYP (Kapal Pemuda Asean Jepang). Organisasi itu bernama Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI). Selain Jakarta, Bandung, dan Jogya, seluruh Purna Paskibraka digabungkan ke dalam PCMI sampai dengan tahun 1985.
 
Sesuai dengan SK Dirjen Diklusepora No.Kep.091/E/O/1985 tanggal 10 Juli 1985, alumni Paskibraka dan pertukaran pemuda dipisahkan. Kemudian ditetapkan bahwa PPI adalah organisasi binaan yang bersifat regional dan provinsial, yang berarti organisasi PPI ada di tiap provinsi.
Purna Paskibraka Indonesia didirikan tanggal 21 Desember 1989 di Cipayung Bogor melalui Musyawarah Nasional I Purna Paskibraka Indonesia adalah Organisasi Sosial Kemasyarakatan.
Purna Paskibraka Indonesia mempunyai tujuan :
1.  Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi Pandu Ibu Pertiwi.
2.  Mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
3. Membina watak, kemandirian dan profesionalisme, memelihara dan meningkatkan rasa persaudaraan, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, mewujudkan kerjasama yang utuh serta jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara, memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis, serta kesadaran nasional di kalangan para anggota dan keluarganya.
4. Membentuk manusia Indonesia yang memiliki ketahanan mental (tangguh), cukup pengetahuan dan kemahiran teknis untuk dapat melaksanakan pekerjaannnya (tanggap ) serta daya tahan fisik / jasmani (tangkas).

Purna Paskibraka Indonesia mempunyai fungsi :
1.  Pendorong dan pemrakarsa pembaharuan dengan menyelenggarakan kegiatan yang konstruktif sehingga dapat menjadi pelopor untuk kemajuan bangsa dan Negara.
2. Wadah pembinaan dan pengembangan potensi anggota sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pengurus Purna Paskibraka Indonesia disusun secara vertikal dengan urutan, yaitu :
1.  Pengurus Pusat berkedudukan di Ibukota Negara RI
2.  Pengurus Provinsi berkedudukan di Ibukota Provinsi
3. Pengurus Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten / Kota.

Lambang Purna Paskibraka Indonesia adalah bunga teratai yang dilingkari rantai berbentuk bulatan dan segi empat berjumlah 16 pasang. Makna dari lambang tersebut adalah:
1. Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan membangun.
2. Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota bunga), bermakna belajar, bekerja, dan berbakti. Bunga teratai berkelopak 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin, dan gembira.
Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 penjuru arah mata angin) tanah air. Rantai persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, dan golongan, akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota Paskibraka.

SEJARAH PASKIBRAKA





Pada hari Jum’at Legi di bulan puasa, tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00, naskah proklamasi dibacakan oleh Soekarno. Bendera Merah Putih dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Sebanyak 10 juta bendera Merah Putih kemudian disebar keseluruh penjuru tanah air. Mulai tanggal 1 September 1945 setiap warga meneriakkan ucapan MERDEKA! sebagai salam setiap berjumpa. Salam ini dilakukan dengan mengangkat telapak tangan setinggi bahu.


Pada tanggal.3 Januari 1946 Presiden dan wakil Presiden berpindah dikarenakan masalah keamanan menuju Jogyakarta pada malam hari dengan kereta api. Sejak itu pemerintahan berada di Jogyakarta dan Bendera Merah Putih berkibar di tiang bendera yang besar dan tinggi di depan Gedung Agung yang tampak lebih sepadan bila dibandingkan di tiang bendera di Pengangsaan Timur. Bendera Merah Putih berkibar dengan megah di halaman Gedung Agung setiap hari.

Tgl 17 Agustus 1946 dilakukan peringatan ulang tahun pertama kemerdekaan Republik Indonesia di Jogyakarta. Husein Mutahar, ketika itu sudah menjadi seorang ajudan Presiden dikenal juga sebagai pandu yang aktif diberi tugas untuk menyusun upacara pengibaran bendera. Ia mempunyai pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa maka pengibaran bendera Merah Putih sebaiknya dilakukan oleh para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia

Husein Mutahar kemudian memilih lima orang pemuda yang bermukim di Jogyakarta, 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Jumlah lima orang ini merupakan simbol Pancasila. Upacara bendera Pusaka Merah Putih di halaman Gedung Agung, Jogyakarta, dilaksanakan lagi pada tanggal 17 Agustus 1947,1948 dan 1949 dengan menampilkan para pemuda dari daerah-daerah lainnya.

Belanda mengakui kedaulatan RI yang ditanda tangani pada tgl 27 Desember 1949. Setelah itu, Presiden Soekarno kembali ke Jakarta, dan ibukota Republik pun kembali ke Jakarta. Bung Karno menempatkan bendera Merah Putih dalam sebuah peti berukir,saat turun dari pesawat yang pertama kali keluar adalah pengawal kehormatan mengiringkan Sang Merah Putih kemudian disusul penumpang yang lain yang disambut dengan pekik Merdeka…Merdeka…! oleh rakyat yang menyambut. Sejak itu Bendera Pusaka dikibarkan di halaman Istana Merdeka pada detik-detik Proklamasi setiap tahun

Pada tahun 1967, Bapak Husein Mutahar yang menjabat sebagai Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka (UDAKA) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, diberi tugas untuk menyusun tatacara pengibaran Bendera Pusaka. Beliau membentuk pasukan yang terdiri dari atas 3 kelompok yaitu; kelompok 17 sebagai pengiring/pemandu, kelompok 8 sebagai inti pembawa bendera, dan kelompok 45 sebagai pengawal. Ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang ada di jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas Pengibaran Bendera Pusaka. Pasukan ini kemudian disebut PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka). Semula rencana beliau untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para Mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI). Usul lain menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, MARINIR dan BRIMOB) juga tidak mudah, akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.

Pada 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka adalah para pemuda utusan propinsi. Tetapi propinsi-propinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967. Pada masa Presiden Soeharto Bendera Pusaka di kibarkan hanya 2 kali, yaitu pada 17 Agustus 1967 dan 17 Agustus 1968 karena kondisi bendera yang tidak memungkinkan lagi.
5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakrta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.

Pada tahun itu resmi anggota PASKIBRAKA adalah para remaja siswa SMTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari 26 propinsi di Indonesia, dan tiap propinsi diwakili oleh sepasang remaja. Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota "Pengerek Bendera".
Pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian PENGIBAR, RA berarti BendeRA dan KA berarti pusaKA, mulai saat itu singkatan anggota pengibar bendera pusaka adalah PASKIBRAKA.

Sedangkan Bendera Pusaka yang sudah rapuh ditempatkan disebuah peti berukir dan dipakai untuk mengiringi pengibaran Duplikat Bendera Pusaka setiap 17 Agustus di Istana Merdeka. Mulai tahun 1999 sampai sekarang Bendera Pusaka tidak mengiringi dalam pengibaran karena sudah sangat renta.